Entri Populer

Senin, 18 Maret 2013

Semangat dari sang sahabat


Dikisahkan persahabatan yang terdiri dari enam orang, vivi, angel, anggi, novita, dian dan rangga. Mereka menjalin hubungan persahabatan saat pertama masuk Sekolah Menengah Atas. Walaupun berbeda ruang kelas, namun mereka tak terpisahkan.
Banyak kisah yang terukir oleh mereka, suka maupun duka sudah tak asing lagi bagi orang disekeliling mereka. Kemanapun mereka selalu bersama terkecuali pada saat hal tertentu.
jika salah satu diantara mereka mengalami suatu masalah, tentu kelima sahabat lainnya pun ikut mengatasi masalah tersebut.
Namun kali ini ada yang berbeda dengan Vivi, saat semua kelas XII termasuk mereka akan menghadapi detik-detik Ujian Nasional. Vivi terlihat sangat lemas, wajahnya pucat,kadang seringkali ia tak konsentrasi dalam hal apapun. Ada apa dengan Vivi ? Semua heran dan mengkhawatirkannya.
Angle yang selalu dekat dengan Vivi berusaha untuk selalu menanyakan hal tersebut kapada Vivi, namun Angle tak pernah menerima jawaban dari pertanyaan itu. Sedangkan yang lainnya masih memikirkan apakah Vivi telalu kecapekan ataukah Vivi sakit, mereka semua bingung.
***
"vi... segala sesuatu yang kita pendam sendiri, itu akan menyebabkan kita stress.." ucap angle dalam telephone
"maksudnya apa ngel ? itu semua kan slalu dilakukan oleh kita ?" balas Vivi
"udahlah Vi, kamu tuh ada masalah apa si? kelihatannya tuh berat bangeet maslahnya?" ucap angle dengan penuh keseriusan
agak lama Vivi berfikir dan bicara gugup, sambungan telephon putus, karena saldo handphone Angle habis.
Vivi senang karena ia tak perlu berfikir alesan untuk menutupi rahasiannya itu.
***
Keesokan harinya, Vivi datang ke sekolah paling awal, karena ia berfikir agar sahabat - sahabat nya itu tidak curiga jika Vivi dateng lebih awal. Sebelum lonceng berbunyi, mereka berenam terbiasa diam dikantin sekolah dulu. Vivi yang datang lebih awal, masih duduk sendiri dibangku kantin sambil merenungkan bagaimana dengan penyakitnya yang dirahasiakan olehnya kepada sahabat-sahabatnya sendiri.
Dari samping kiri jendela kantin terlihat Vivi yang sedang melamun oleh Rangga dan Dian. Segera mereka menghampirinya.
"hey Vi.. ngapain loe ngelamun sendirian disini ?" tanya Dian yang mengagetkan Vivi sambil mendorong pelan dari belakang.
"eh apaan si loe ngagetin aja? mana yang lain kok cuma berdua?" balas Vivi sambil mengalihkan pembicaraan
"ada tuh dikelas, biasa lagi dandan dulu. Ngapain sih loe Vi pagi - pagi gini udah ngelamun aja? ada utang yaa ? hahaha." tanya Rangga sambil bercanda
"ooh, terus loe berdua mau kemana?" tanya Vivi dan tak menjawab pertanyaan dari Rangga
"ya mau ke sini laaah mau kemana lagi, ritual kita kan pagi-pagi sebelum masuk nongkrong dulu disini, gimana sih loe, pelupaa."jawab Rangga.
"oh iya, yaudah duduk sini!" kata Vivi.
Sambil menarik kursi Dian dan Rangga memanggil ibu Aminah, penjual di kantin sekolah.
"Buu.. biasa nasi goreng telur setengah mateng yang pedes dua" teriak Rangga
"eh loe pagi- pagi gini udah makan pedes aja gak bakalan sakit perut tuh?" tanya Vivi sambil agak nyentak.
"eeeeeh biasa aja kali vi gausah nyentak gitu.." jawab Dian.
Disela -sela percakapan antara Vivi, Dian dan Rangga, Angle, Anggi dan Novita datang menghampiri merekea bertiga.
"helloo bro lagi pada ngapain nih, kok gak pesen makanan si?" Sapa Novita sambil duduk bersama mereka semua.
"idiih dari mana aja loe pade? dandan mulu buuu ? hhahaa" bercandanya Vivi
"biasa deh cyyn, abis mangkal noh di sono" sambil menepuk lengan Vivi sambil sok sokan gaya banci.
"hahaaha ...
mereka semua tertawa lepas termasuk Vivi yang sedang menahan sakitnya penyakit kanker otak dan menyimpan rahasia agar semua sahabatnya tak mengetahuinya.
***
lonceng berbunyi, artinya untuk memulai pelajaran pertama. Vivi dan Angle yang seruangan, berjalan bersama menuju kelas.
pada saat dikelas, Pak Purnomo yang sedang menerangkan persiapan untuk Ujian Nasional, melihat Vivi yang seperti tak berdaya,lemas, hanya diam tanpa bertanya apapun, karena biasanya kelompok mereka selalu aktif dalam hal positif di sekolah.
"Vi.. ? Vivi .. ?" tanya Pak Purnomo namun tak dibalas
"hey Vivi ? kamu sakit?" tanya Pak Purnomo kembali sambil menghampiri Vivi.
" eh, emm ada apa pak?" jawab Vivi dengan gugup
"kamu sakit? kok kelihatanya lemes banget?" tanya pa purnomo
"ee..enggak enggak Pak, saya nggak sakit kok" jawab Vivi
"ya sudah kalau kamu gak sakit, kamu ikut Bapak ke ruang UKS" Ajak Pak purnomo kepada Vivi.
***
setelah diruang UKS, Vivi disana di suruh istirahat oleh pak Purnomo, dan bapak itu sendiri langsung kembali keruang kelas.
***
Kejadian di sekolah hari itu selesai. 
Hari demi hari dilewati mereka sama seperti biasa, baik di sekolah maupun diluar sekolah.#
Suatu saat 2 minggu akan menghadapi Ujian Nasional, Vivi tak kuat menahan rasa nyeri, siksa batin yang dialamiya. Ia dibawa kerumah sakit oleh orangtuannya, Vivi melarang orang tuanya untuk memberitahu sahabat sahabatnya bahwa Vivi akan mengalami perawatan dengan waktu lama untuk masa pemulihan penyakitnya.
Vivi berbaring lemas dengan fisik badan yang kurus. Dia berjuang untuk hidup, berjuang untuk melawan penyakitnya, ia ingin mengalami ujian nasional untuk yang ke tiga kalinya. Ia memohon berdoa kepada Tuhan, bahwa dia ingin hidup lebih lama karena ia sangat menikmati hidupnya dengan disekelilingnya semua orang orang yang sangat tulus menyayangi dirinya..
nafas Vivi berkali kali tersengah-sengah seakan maut akan menjemput.
kedua orangtua Vivi yang tak sanggup menahan air matanya melihat anak sendiri berbaring lemah dikasur rumah sakit. betapa tergoresnya hati mereka semua mengalami musibah seperti ini. Ibu Vivi yang sudah tak kuasa lagi menaruh rahasia yang diberikan Vivi, ia langsung mengabarkan sahabat sahabatnya Vivi untuk segara menemui Vivi.
setelah sampai di rumah sakit
***
"vivi ......." panggil angle, anggi, novita sambil menangis
"vii , kenapa loe gak bilang sama kita semua kalau loe punya penyakit separah ini, gue kean udah peernah nanya ama loe, berkali kali malahan, kenapa coba loe gak jujur aja sama gue waktu itu, mungkin loe gak akan separah ini vii sekarang.." sambung ucapan angle
"iya vi, gue gak tau, gue gak bisa maafin diri gue sendiri, loe tuh sahabat yang gue sayang vi selain mereka, loe tuh pokonya..." belum selesai dian berbicara, sahabat vivi yang lainnya langsung menangis dan memeluk Vivi.
Vivi hanya bisa menangis, ia belum sanggup berbicara, ia hanya sanggup menahan rasa sakit semua yang terasa.
"ayoo vii, loe pasti bisa hadepin semuanya, loe hebat, loe harus bisa berjuang vi, kita smua mendoakanmu tiada hentinya" semangat dari novita untuk vivi
"iya vi, loe hebat, loe gak pernah menyerah, loe harus cepet sembuh, kita semuua kesepian gak ada loe vi" semangat pula dari rangga
"Terimakasih sahabat sahabatku, kalian memang orang orang yang berharga dalam hidup gue, kalian yang memberi warna dalam perjalanan masa sekolah gue, mungkin jika gue udah ga ada loe semua.......
belum selesai vivi berbicara, kemudian anggi memotong pembicaraan vivi
"apa apaan si lo vi, ngmong jangan seenaknya, loe tuh harusnya minta doa biar loe dikasih kesempatan untuk bertahan idup, bukannya ngomong kaya gitu  looe!" sentak anggi .
***
pembicaraan sedih di ruang rawa Vivi, berlangsung sangat lama.
setelah selesai, vivi langsung tertidur lelap, karena ia sangat lelah. Vivi dirawat lamanya 2 minggu, karena ia memaksakan ingin mengikuti ujian nasional. dan akhirnya berkat semangat dari sang sahabt, Vivi menjadi semangat untuk bertahan hidup, dan menjalankan semuannya dengan ikhlas.

****
selesai